Senin, 07 November 2016

Sejarah Singkat Kambing Etawa Ras Kaligesing


Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan kambing keturunan Etawa asal Otawa (India) yang dibawa oleh penjajah Belanda untuk mencukupi kebutuhan susu kambing bagi orang-orang Belanda di Indonesia. Menurut sumber lisan maupun tertulis menyatakan bahwa keberadaan kambing etawa Kaligesing tak lepas dari bagian kehidupan Mangharam Teloomal (seorang bangsawan India) yang membawa kambing Otawa India pada tahun 1943. Kambing Etawa sekarang lebih dikenal dengan sebutan Peranakan Etawa (PE) berkembangbiak di Purworejo dengan sentra di Kecamatan Kaligesing. Pada tahun 1958, setelah berbagai usaha penelitian dan persilangan yang ditangani oleh Pemerintah Purworejo maka menghasilkan perkawinan silang antara kambing Otawa India dan kambing lokal di daerah setempat sebagai ras kambing Peranakan Etawa asli Kaligesing, Purworejo.

Profil kambing Peranakan Etawa sangat khas dan mudah dikenali. Ciri khas kambing Peranakan Etawa adalah bentuk muka cembung, telinga panjang menggantung dan melipat ke depan dengan postur tubuh yang tinggi, panjang dan agak ramping. Bulu dibeberapa bagian seperti dahi, leher punggung, dan kaki belakang tumbuh tebal dan panjang. Pada bagian lehernya tumbuh gelambir (gombel) yang tumbuh dari sudut janggut hingga perbatasan leher dengan dada. Kambing PE jantan mampu tumbuh hingga mencapai tinggi 100 cm, panjang 90 cm, dan berat 90 kg. Warna bulu bervariasi, dengan warna dominan putih dan warna corak coklat maupun hitam. Kambing Peranakan Etawa diminati oleh banyak orang terutama di sekitar Jawa Tengah sehingga kambing etawa menyebar pesat ke berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo bahkan hingga ke luar Purworejo seperti: Kulon Progo, Kendal, dan Sidoarjo - Jawa Timur bahkan saat ini telah memasuki pasar dunia termasuk ke Malaysia. Kambing jenis ini mudah berkembang dengan baik di daerah yang berhawa dingin, namun tidak menutup kemungkinan kambing PE dapat beradaptasi di daerah panas. Kambing PE Kaligesing memiliki beberapa keunggulan, antara lain: dapat dijadikan kambing jenis penghasil susu, penghasil daging dan yang istimewa adalah kambing PE Kaligesing dengan kriteria tertentu dapat masuk dalam kelas kambing PE kontes yang tentu saja membuat harga kambing melonjak lebih mahal.
Kambing PE merupakan potensi daerah Kabupaten Purworejo. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kambing-kambing dengan kualitas terbaik tetap berada di Purworejo. Di Kabupaten Purworejo, populasi kambing PE 80 persen di Kec. Kaligesing dengan topografi wilayah perbukitan sehingga ketersediaan pakan ternak sangat aman. Terlebih, telah menjalin hubungan baik dengan Perhutani dengan membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Saat ini pengembangan terpadu kambing PE Kaligesing ditawarkan kepada investor oleh Pemerintah Daerah. Diharapkan tawaran tersebut mendapatkan respon positif mengingat potensi pasar yang masih belum digarap secara optimal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar