Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan
kambing keturunan Etawa asal Otawa (India) yang dibawa oleh penjajah Belanda untuk
mencukupi kebutuhan susu kambing bagi orang-orang Belanda di Indonesia. Menurut
sumber lisan maupun tertulis menyatakan bahwa keberadaan kambing etawa
Kaligesing tak lepas dari bagian kehidupan Mangharam Teloomal (seorang
bangsawan India) yang membawa kambing Otawa India pada tahun 1943. Kambing
Etawa sekarang lebih dikenal dengan sebutan Peranakan Etawa (PE) berkembangbiak
di Purworejo dengan sentra di Kecamatan Kaligesing. Pada tahun 1958, setelah
berbagai usaha penelitian dan persilangan yang ditangani oleh Pemerintah
Purworejo maka menghasilkan perkawinan silang antara kambing Otawa India dan
kambing lokal di daerah setempat sebagai ras kambing Peranakan Etawa asli
Kaligesing, Purworejo.
Profil kambing Peranakan Etawa sangat
khas dan mudah dikenali. Ciri khas kambing Peranakan Etawa adalah bentuk muka
cembung, telinga panjang menggantung dan melipat ke depan dengan postur tubuh
yang tinggi, panjang dan agak ramping. Bulu dibeberapa bagian seperti dahi,
leher punggung, dan kaki belakang tumbuh tebal dan panjang. Pada bagian lehernya
tumbuh gelambir (gombel) yang tumbuh dari sudut janggut hingga perbatasan leher
dengan dada. Kambing PE jantan mampu tumbuh hingga mencapai tinggi 100 cm,
panjang 90 cm, dan berat 90 kg. Warna bulu bervariasi, dengan warna dominan
putih dan warna corak coklat maupun hitam. Kambing Peranakan Etawa diminati
oleh banyak orang terutama di sekitar Jawa Tengah sehingga kambing etawa
menyebar pesat ke berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo bahkan hingga ke luar
Purworejo seperti: Kulon Progo, Kendal, dan Sidoarjo - Jawa Timur bahkan saat
ini telah memasuki pasar dunia termasuk ke Malaysia. Kambing jenis ini mudah
berkembang dengan baik di daerah yang berhawa dingin, namun tidak menutup
kemungkinan kambing PE dapat beradaptasi di daerah panas. Kambing PE Kaligesing
memiliki beberapa keunggulan, antara lain: dapat dijadikan kambing jenis penghasil
susu, penghasil daging dan yang istimewa adalah kambing PE Kaligesing dengan
kriteria tertentu dapat masuk dalam kelas kambing PE kontes yang tentu saja
membuat harga kambing melonjak lebih mahal.
Kambing PE merupakan
potensi daerah Kabupaten Purworejo. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga
kambing-kambing dengan kualitas terbaik tetap berada di Purworejo. Di Kabupaten
Purworejo, populasi kambing PE 80 persen di Kec. Kaligesing dengan topografi
wilayah perbukitan sehingga ketersediaan pakan ternak sangat aman. Terlebih,
telah menjalin hubungan baik dengan Perhutani dengan membentuk Lembaga
Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Saat ini pengembangan terpadu kambing PE
Kaligesing ditawarkan kepada investor oleh Pemerintah Daerah. Diharapkan
tawaran tersebut mendapatkan respon positif mengingat potensi pasar yang masih
belum digarap secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar